Di samping menjadi penghasil rumput laut Gracilaria terbesar dan terbaik di Indonesia Palopo juga merupakan penghasil rumput laut Eucheuma Cottonii. Rumput laut Eucheuma Cottonii asal Palopo juga mempunyai kwalitas bagus meskipun ukuran tahallusnya tidak terlalu besar, budidaya ucheuma Cottonii di daerah ini dimulai dari Ponrang, Balambang, Pantai Satu, Palopo hingga Malangke.
Letak kota Palopo berada di teluk Bone dan hampir 63% wilayah Palopo adalah merupakan wilayah pesisir, Palopo sendiri merupakan wilayah Luwu Raya. Karena sebagian besar wilayah ini di dominasi oleh Pesisir maka budidaya laut merupakan matapencaharian terbesar di wilayah Palopo termasuk didalamnya budidaya rumput laut. Di Palopo terdapat 2 jenis budidaya rumput laut yaitu Eucheuma Cottonii dan Gracilaria, seperti telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya, rumput laut Gracilaria di wilayah Palopo adalah merupakan rumput laut terbaik di Indonesia, bahkan menduduki peringkat ke-2 dalam hal kwalitas setelah Chile.
Rumput laut basah jenis sakul asal Palopo |
Metode penanaman rumput laut Eucheuma Cottonii di Palopo sama dengan metode yang digunakan oleh daerah-daerah lain di Sulawesi Selatan yaitu metode Long Line, metode ini banyak digunakan di Indonesia karena struktur dasar laut Indonesia lebih cocok dengan menggunakan metode ini. Hasil produksi rumput laut Palopo adalah 98,2 ribu ton, jumlah tersebut terdiri dari 57,9 ribu ton rumput laut Gracilaria dan sisanya adalah rumput laut Euceuma Cottonii. Di sekitar Palopo rumput laut Eucheuma Cottonii dibudidayang di darah Ponrang, Bua, Balambang dan beberapa daerah lainnya, namun demikian rumput laut dari wilayah lain juga masuk ke wilayah Palopo seperti dari Belopa, Bone-Bone, Malili bahkan dari daerah yang cukup jauh seperti Bone misalnya.
Penjemuran rumput laut di daerah Ponrang |
Rumput laut Eucheuma Cottonii setelah di panen |
Karakteristik rumput laut Eucheuma Cottonii Asal Palopo
Ada dua jenis rumput laut Eucheuma Cottonii yang dibudidayakan di Palopo yaitu dari jenis sakul dan kangkung, namun Petani lebih banyak menanam rumput laut jenis kangkung, pertimbangannya adalah karena rumput laut jenis kangkung mempunyai usia tanam lebih cepat dibandingkan dengan jenis sakul, normalnya dua jenis rumput laut ini mempunyai perbedaan usia tanam 7 hari untuk mendapatkan hasil yang maksimal baik yield maupun ukuran fisiknya.
![]() |
Rumput laut kering Eucheuma Cottonii asal Palopo |
<!--[if gte mso 9]>
| Hasil Pengujian Laboratorium Rumput Laut Eucheuma Cottonii asal Palopo |
Moisturicy Content (Kadar Air) | Di tingkat petani diatas 38% Di tingkat Exportir 30% hingga 35% |
Impurities (Kotoran dan sampah) | 4% |
Sands | 0,65% |
CAW | 41,30% |
Yield | 34,42% |
K-Factor | 0,83% |
Viscocity | 250 |
Gel Strenght | H2O = 332 KC L= 1009 |
Color | Dark Brown, Redish, Yellow |
Metal Content | 189ppm |
Jenis | Kangkung dan Sakul |
CATATAN | Data ini hanyalah sebagai bahan referensi dan bukan mewakili rumput laut secara keseluruhan dari daerah setempat, data diambil dari waktu yang berbeda dan tidak mewakili hasil pengujian terbaru. Untuk mendapatkan hasil pengujian terbaru yang lebih valid, disarankan agar melakukan pengujian ulang |
Jika Anda berminat untuk beli rumput laut di Palopo sebaiknya anda membelinya dari Pengumpul local dan jangan membeli rumput laut secara langsung ke Petani karena biasanya petani sudah terikat dengan pengumpul local dengan system pembiayaan yang dilakukan oleh Pengumpul. Pembelian langsung ke petani akan mengganggu system yang berlangsung disana yaitu akan mengganggu proses pengembalian modal dari petani kepada pengumpul.
Post a Comment